Aku membawa segunung cinta untukmu
Sedang aku sesungguhnya tidak mampu membawa jubah dan aku begitu lemah
Cinta bukanlah bagian dari kebaikan dan tenggang rasa
Akan tetapi cinta adalah sesuatu yang karenanya jiwa terbebani dengan beban yang berat -Seorang Penyair-
“Tak ada di muka bumi yang lebih menderita dari pemabuk cinta.
Manakala hasratnya telah tercapai, hanya pahit yang dirasakan.
Kaulihat hari-harinya adalah tangis dan air mata.
Khawatir akan perpisahan dan larut dalam cinta.
Kala jauh menangis karena dilanda kerinduan.
Saat dekat pun menangis karena takut perpisahan.
Matanya selalu penuh air mata kala bersamaan dan mengalir deras saat dipisahkan.”
- sebuah syair di Shaidul Khatir, Aljauzy-
Suatu malam kutanya cinta: “Katakan, siapa sesungguhnya dirimu?”
Katanya: “Aku ini kehidupan abadi, aku memperbanyak kehidupan indah itu.”
Kataku: Duhai yang di luar tempat, di manakah rumahmu?”
Katanya: “Aku ini bersama api hati dan du luar mata yang besar. Aku ini tukang cat, karena akulah setiap pipi berubah jadi warna kuning. Akulah utusan yang ringan kaki, sedangkan pecinta adalah kuda kudusku.
Akulah merah padamnya bunga tulip, Akulah manisnya meratap, penyibak segala yang tertabiri…”
Lewat cintalah semua yang tembaga akan jadi emas.
Lewat cintalah semua yang endapan akan jadi anggur murni.
Lewat cintalah semua kesedihan akan jadi obat.
Lewat cintalah si mati akan jadi hidup.
Lewat cintalah raja akan jadi budak. Cinta suci itu milik orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan.
Milik mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.
Milik mereka yang masih mencintai, walaupun mereka telah disakiti.
Dan milik mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan bahwa cinta bukan untuk sementara tetapi untuk selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar