MIMPIKU, JURANGKU
(dream is accident)
Pejamkan mata…
biarkan sadarku melayang
meyusuri dunia dibatas angan..
melangkah di dunia hayal
bertaburkan kisah dimasa lalu
Terpendam jauh di dasar kalbu
pancarkan harap yang telah menguap..
tak jangang meratapi kisah yang musnah
di telapak yang tak mungkin menggenggam.
menyusuri dunia yang hilang
dirindu namun takkan dijumpa
memijarkan impian yang tertelan kabut
dinanti namun takkan tiba..
menjerit dalam tidur berhias gelisah
bahkan bertahtahkan airmata pilu
jadi teater di dalam mimpi..
meski pemerannya aku sendiri..
(lagu sedih)
Langkah
kakiku lemas, menyusuri jalan setapak menuju rumahku. Tampak terlihat bangku
kosong yang berada di sudut jalan itu. Dibawah pohon yang rindang, diatas bunga
mawar yang merah, aku duduk dengan sendirinya. Memandangi langit dan meratapi
nasib yang tidak seirama dengan hatiku.
Terfikir sebuah kalimat kecil yang dilontarkan mama kepadaku, “Jangan
engkau gantungkan cita-citamu diatas mimpi”. Aku tak tahu apa makna dari
kalimat itu, namun aku tau intinya adalah MIMPI.
Ya…. Mimpiiii.
Citra
|
:
|
Aku lelah dengan keadaan seperti ini. Hidup dengan
sendirinya, makan dengan seadanya, dan tinggal di tempat yang kumuh. Namun,
apa daya…
Nasib mungkin berkata lain, aku sudah terlahir sebagai
manusia yang serba kekurangan.
|
Tampak dari kejahuan,
samar-samarnya suara memanggil namaku.
Ternyata meraka temanku,
olym dan dedes.
|
||
Olym
|
:
|
Citra… citra
Ngapain kamu disana ?
|
Citra
|
:
|
Menggapai mimpi, mau ikut gak ?
|
dedes
|
:
|
(menghampiri citra)
HAH ? kamu gila ya cit ? mimpi kok di siang bolong kayak
gini ?
|
Citra
|
:
|
Itulah hebatnya aku…
|
Olym
|
:
|
Ah… gila kamu. Kamu nggk ikut pengajian ?
Hari ini kan giliran kamu kultum. Kamu nggk lupa kan ?
|
Citra
|
:
|
Astagfirullah… aku lupa lim. Maafkan aku, aku bnrn lupa.
Untung ada kamu yang ngingati aku.
|
Dedes
|
:
|
Semakin hari, otakmu sudah tidak beres cit. yaudah… ayo
kita barengan ke masjid.
|
(lagu sedih)
Langkah kakiku melepas,
ketika aku tahu bahwa aku dari tadi pagi belum makan. Namun, ekspresi mukaku
tetap ceria, aku tak mau merepotkan teman – temanku, aku harus terlihat ceria
di depan teman – temanku. Walau kenyataannya aku sakit.
Pengajian selesai,
seketika itu aku tiba dirumah. Mama yang telah menunggu kedatanganku,
menyambutku dengan wajah ceria.
|
||
Mama
|
:
|
Citra… baru pulang nak ?
Dari mn kamu ? kenapa lama sekali pulangnya ?
|
Citra
|
:
|
Maaf ma… aku tadi
baru pulang dr pengajian. Maaf tidak bilang – bilang mama. Krn waktunya juga
udah mepet.
|
Mama
|
:
|
Gak apa – apa nak, asalkan kamu berjalan pada 1 titik yang
jelas.
Maafkan mama nak, hari ini kita tidak makan. Persediaan
nasi habis, uang mama pun habis. Kamu pasti laperkan ?
|
Citra
|
:
|
(menyembunyikan ekspresi) tidak ma, aku tidak lapar. Buktinya
aku tetap tersenyum. (walau kenyataannya aku sangat lapar, menahan perihnya
perut ini)
|
Mama
|
:
|
Yasudah, kamu istirahat ya… mama juga lelah ingin tidur.
|
Aku melangkah menjauhi
mama menuju kamarku, terlihat mama sudah tidur dengan lelapnya. Aku tersender
di pintu kamar, melihat lelapnya mama tidur tak berdaya. Aku hanya bisa
meneteskan air mata dan menahan perihnya sakit akibat lapar ini. Aku hanya
bisa berdoa, berdoa untuk semuanya. Semoga Allah dapat mengubah hidup kami,
menjadi yang lebih baik.
Penat yang aku rasakan,
gerah rasanya tubuh ini. Tanpa minta izin mama, aku pergi meninggalkan mama
untuk mencari angin diluar sana.
Kembali aku bersandar
pada bangku kosong, tmp aku menggapai mimpi. Mimpi yang kelabu…
|
||
Citra
|
:
|
(berkhayal) Seandainya ada 1 keajaiban yang bisa menyulap
hidupku untuk menjadi orang yang selalu happy” tnpa adanya kesusahan, aku
mohon datanglah padaku.
|
Mungkin setan – setan
yang berada di sekelilingku mendengarkan permintaanku, datang segerombolan anak
punk yang menghampiriku.
|
||
dony
|
:
|
Halo cwek… sedang apa dirimu ?
|
Citra
|
:
|
Meraih mimpi… (jawabku singkat)
|
Reza
|
:
|
Ini cwek aneh BOS, masak siang bolong kayak gini dia
bermimpi.
|
Upin
|
:
|
Iya nih… sarafnya mungkin udah terganggu.
|
dony
|
:
|
SHUUUT… DIAM kalian semua.
ini cwek “LUAAAAAAAAAAAAAAAAAR BIASAAAAAAAAAAAAAAAA”, cocok banget dengan apa yang kita cari selama ini. |
Citra
|
:
|
Apa mksd kalian ?
(gak ngerti) |
Reza
|
:
|
Gini, kamu tampaknya lagi lapar dan haus ya ?
Mau gak kita – kita kasih kamu sesuatu yang membuat kamu
tidak merasakan itu lagi ?
|
Citra
|
:
|
Mauuu banget, apaan itu ?
|
Dengan penuh rasa
penasaran dan heran, aku menanti jawaban mereka. Ternyata, ganja dan sabu lah
jawabannya. Aku yang masih polos dan lugu tidak mengetahui pasti tentang
barang itu. tanpa berpikir panjang aku mengikuti saran dan jejak mereka.
|
||
Upin
|
:
|
Satu botol penyejuk hati
dan seserbuk yang membuat mimpi kamu terwujud.
Mau ?
|
citra
|
:
|
Boleh… mn ?
|
Dony
|
:
|
(memberikan Sesuatu itu kepada citra), ini…
Selamat mencoba !!
|
Aku pun mencobanya… ternyata apa yang dikatakan mereka bertiga
memang benar, rasa laparku pun hilang dan aku merasa sedang berada di atas
awan sambil menggantungkan mimpi diatasnya.
Namun, lama kelamaan aku
merasakan pusing luar biasa. Aku tak dapat menyeimbangkan tubuhku yang
lunglai, mataku kabur, dan otakku sudah tidak berfungsi dengan sadarnya.
Kenapa aku ?
Ada apa denganku ?
(tanyaku dalam hati)
|
||
Reza
|
:
|
Gimana rasanya ? enk kan ?
Kamu mau aku antar pulang ?
|
Citra
|
:
|
(dalam keadaan mabuk) Iya… makasih banget ya. Kini aku
lega, rasa laparku hilang.
tidak… aku bs pulang sendiri. Terima kasih |
Aku berjalan menelusuri
jalan, dengan membawa kepala yang berat, dan dengan tubuh yang lunglai.
Betapa terkejutnya mama ketika melihatku dalam keadaan seperti ini.
Namun aku tak
menghiraukannya.
|
||
Mama
|
:
|
Astagfirullah citra… kamu knp nak ?
Kamu mabuk ? ya Allah nak…
|
Citra
|
:
|
Ah… apa perdulinya mama ?
Aku lapar mama tidak tau, aku haus mama jg tidak tau. Mama
hanya bisa tidur dengan lelapnya, sedangkan aku menahan perihnya rasa lapar
sendirian.
Mama tidak usah memperdulikan aku, krn aku tidak butuh
belas kasihan mama.
|
Mama
|
:
|
Astagfirullah nak… ngucap nak ngucap.
kamu sedang bicara kepada siapa ? ini ibumu nak… ibu yang telah mengandungmu. Maafkan mama nak, sesungguhnya mama tidak ada niat seperti itu. |
Citra
|
:
|
Omong kosong, ya… mama emang mengandungku namun mama tidak
membesarkanku dengan sempurna. Aku capek ma dengan semua ini, dengan semua
kemiskinan ini. Aku ingin bebas, menggapai mimpi yang selama ini aku kejar,
yaitu KEKAYAAN dan KENIKMATAN. Bersama
mama, hidupku hanya biasa” saja.
aku capek ma… capeeeeeeeeeeeeeeeek.
(berlari ke kamar sambil menangis)
|
Aku meninggalkan mama
sendirian, aku tak menghiraukan perasaan mama.
Aku tau, hati mama pasti
sakit saat mendengar perkataanku.
Mamaku pergi… entah apa
yang diperbuatnya, namun yang aku tau mama pergi ke kamarnya.
|
||
Citra
|
:
|
Apa yang telah aku lakukan pada mama ?
Tuhan… ambisi yang terlalu tinggi telah membuatku durhaka
pada mama. Aku tidak bs menahan emosiku. Karenaku, mama bersedih… maafkan aku
tuhan.
|
Malaikat (putih)
|
:
|
Jangan ikuti hatiku yang kacau, manusia diciptakan dengan
dilengkapi akal sebagai wujud penyempurnaannya. Kuatkan imanmu , citra !
|
Citra
|
:
|
Sebenarnya aku tidak pembimbang, hanya saja gerhana
terlanjur membungkus hidupku. Kekelaman hidup telah menghipnotis jiwa ragaku
untuk melakukan demikian.
|
Malaikat (putih)
|
:
|
Sejauh – jauh kamu bersembunyi, bau bangkaimu akan tercium
juga. Jangan kau kotori kesucian hatimu dengan mukamu yang bertopeng.
|
Malaikat (hitam)
|
:
|
Ingat citra, hidup itu hanya sekali, jangan kau sia –
siakan kesempatan untuk menikmati dunia ini.
|
Malaikat (putih)
|
:
|
TIDAK, citra… jangan ikuti dia. Dia nafsu yang membuatmu
sesat.
|
Malaikat (hitam)
|
:
|
Ingat citra, hidup itu hanya satu kali.
|
Citra
|
:
|
Dengan hati ini, sebagian hidupku seperti terbelenggu. Aku
hanya jadi patung yang menunggu. (sambil meminum minuman keras)
|
Malaikat (hitam)
|
:
|
AYO… citra, jangan ragu. Percayalah padaku, aku sang nafsu
yang akan menemanimu menikmati dunia.
|
Malaikat (putih)
|
:
|
Jangan citra, kuatkan imanmu… lawan kebejatan nafsu hitam
yang bersarang dipikiranmu.
|
Malaikat (hitam)
|
:
|
Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau mau dengan tetap
mempertahankan keadaan seperti ini. Kau ingat, betapa perihnya perutmu ketika
kau lapar, kau ingat bahwa tidak ada 1 pun cwok yang mendekatimu krn
penampilangmu yang kusam. Semua ini krn kemiskinan.
|
Citra
|
:
|
Aku bebaskan pikiranku sejauh aku berpatut pada mimpi dan
pengharapan yang kabur. Dengan begini aku marasa bebas, tnp ada pikiran yang
menghantuiku. Wahai kebahagiaan yang pergi meninggalkanku, kembalilah… aku
datang menjemput kalian.
|
3 lelaki muda (dony, reza,
dan upin) datang kerumahku untuk menjemputku menuju surga dunia. Tanpa
berpikir panjang, aku pun mengikuti mereka
|
||
Dony
|
:
|
Kamu sudah siap ?
|
Citra
|
:
|
Oke… ayo kita pergi.
|
Mama
|
:
|
(menghampiri citra), mau kemana kamu nak ?
Kamu tidak berpamitan dulu dengan mama ?
|
Citra
|
:
|
HEI… STOP, jangan bicara padaku. Mau kemana kek, kesana
kek, kesini dan kesitu kek, itu urusan aku. Untuk apa aku berpamitan pada
mama. Mama yang tidak memperdulikan keadaanku.
Ayo… teman yang membuatku happy, kita pergi. Jangan
hiraukan dia !!
|
Air mata mama kembali
mengalir, entah sampai berapa banyak air mata mama keluar krnku. Aku tak
dapat meredam perasaan, hati suciku telah terbungkus sabu yang trs bersarang
kepadaku.
Betapa terkejutnya aku ketika aku tiba di
tmp itu, ternyata dedes dan olym juga datang ke tmp itu. mereka sedang
bersenang – senang menikmati indahnya dunia, dengan diringi music yang
beraliran surga.
|
||
dedes
|
:
|
Hei citra… ayo gabung bersama kita – kita. Seru looooh.
|
Olym
|
:
|
Iya nih, ayooo buruan mumpung happy nya masih menjadi
sahabat kita.
|
Citra
|
:
|
Oke deh… tunggu aku ya.
|
Di atas panggung yang
penuh dengan ank punk, aku ajeb” dan bersenang – senang dengan temanku. Dony,
reza, dan upin pun ikt bersenang – senang bersama kami.
Tanpa aku tak sadar, aku
telah hina…
aku telah bergaul pada pergaulan yang salah. Namun apa daya, semua itu tidak berdampak pada mama yang kerjaannya hanyalah tidur.
Waktu tampaknya telah
tidak mendukung kami lagi, matahari telah tenggelam meninggalkan kami, dan
cuacapun tampaknya mendung diiringi dengan desiran suara petir yang
bergemuruh.
Namun, itu tidak
menghalangi kami untuk ttp bersenang – senang. Hanya saja, minumanku dan
teman – teman pada habis, itu yang membuat kmi haus akan kenikmatan dunia.
|
||
Citra
|
:
|
Za… aku pinjam uangmu dong untuk beli minuman dan serbuk
ini lagi ?
Nanti aku ganti deh… boleh ya ?
|
Reza
|
:
|
Ah cit, kamu itu udah dikasih hati minta jantung. Udah
untung minuman yang terdahulu kami kasih gratis, dan sekarang kamu mau pnjm
uang kmi ?
mau pakai apa kamu menggantinya ? uang aja gak punya. |
Citra
|
:
|
Suerr deh, aku janji bakalan ganti. Cepetan dong, aku udah
gak tahan lagi menahan haus.
|
Upin
|
:
|
Udah… pakai uang aku aja, mumpung aku lg bnyk uang dan lagi
baik. Tp kmu harus janji, harus kembalikan uangku paling lambat 2 hari.
Setuju ?
|
Citra
|
:
|
Aku janji pin, terima kasih ya…
|
Aku kembali pulang, tampak mama yang telah lama menunggu kedatanganku. Namun aku tetap bersikap acuh tak acuh. Bahkan tujuan aku pulang krn ingin meminta uang pada mama. |
||
Citra
|
:
|
Ma… minta uang dong ?
100000 aja. Ada gak ?
|
Mama
|
:
|
Astagfirullah nak, untuk apa uang sebanyak itu ?
Mama mana punya uang nak. 1000 rupiah pun mama gak punya.
|
Citra
|
:
|
AH… SIAL. Mama macam apa kamu. Anknya butuh uang malah gak
mau ngasih.
Aku gak butuh ceramah dr mama, yang aku butuh hanyalah
UANG. Berikan uang 100rb untukku sekarang juga. Aku membutuhkannya
maaaaaaaaaaaaaa….
|
Mama
|
:
|
Mama tidak punya nak… sumpah, mama tidak punya.
|
Entah apa yang ada
dipikiranku, pikiranku telah kacau. Aku tak menghiraukan keadaan di
sekelilingku.
Setan apa yang telah
merasuki tubuhku hngga aku membunuh mamaku.
Yaa… aku mencekik
lehernya, hingga ia mati.
|
||
Citra
|
:
|
HAH ?
Apa yang telah aku lakukan pada mama ?
Mama… mama… mama
Bangun ma, TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK !!
Mama, maafkan aku. Aku tidak bermaksud demikian ma.
Mama, banguuuuun ma… mamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa !!
|
Namun apa daya,
sekeras”nya aku berteriak, mama tidak akan bangun kembali.
Aku telah membunuh
mamaku dengan tanganku sendiri. Ank macam apa aku.
TAK BERGUNA !!
|
||
Malaikat (hitam)
|
:
|
Bagus citra, kau telah membuatku senang. Dan kini kau sudah
masuk kedalam golonganku.
|
Citra
|
:
|
(mencari” sumber suara)
DIAM, kau yang selama ini membujukku untuk mengikuti
jejakmu yang gelap, kau yang telah membuat hidupku semakin hancur, dan kini
kau bersenang – senang diatas menderitaanku.
PERSETAN !!
|
Malaikat (hitam)
|
:
|
HAHAAHAHAAHAHAHA ,sesungguhnya aku puas krn usahamu, citra
!
LANJUTKAN !
|
Citra
|
:
|
Mamaaaaaaaaaaa… maafkan aku.
Maafkan aku ma L
|
Jeritanku tidak membawa
hasil. Mama tidak akan bangun dan justru membuat otakku semakin kacau.
Temanku yang ku anggap malaikat penolongku, ternyata merekalah nerakaku.
Disaat aku terkekang dan menderita seperti ini, mereka pergi meninggalkanku
dan mencari mangsa baru.
Kini, aku hanya bisa
menyesal, meratapi apa yang telah aku lakukan pada mama.
Aku hanya bisa termenung
sendirian di dalam kamar, tanpa ada yang perduli padaku.
Hari – hariku pun hampa
tanpa ada seorang mama yang selalu memperhatikan keadaanku.
Mimpi yang selama ini
aku raih, ternyata inilah endingnya.
Mimpi kelabu dan suram
yang aku dapatkan.
Kegagalan demi kegagalan
merapat ke pembuluh darahku, aku telah kehilangan semuanya. Dan kini aku GILA
!!
|
||
Citra
|
:
|
Nina bobok oh nina bobok… kalo tidak bobok digigit nyamuk.
Hahahahaha :D
Mama, hahahaha :D
(sedih) mama jangan tinggalkan aku. Citra sayang pada mama.
Hahahaha :D
|
Kebahagiaan yang aku
pikir sebelumnya akan melekat pada diriku, ternyata salah besar.
Maafkan aku ma, aku
tidak berbakti padaku. Aku telah membuat dirimu malu akibat perbuatanku.
Tanpa berpikir panjang,
aku langsung mengambil pisau tajam didapur, dan kutusukkanlah pisau itu ke
perutku. Hanya nama dan jasadku lah yang mungkin masih dapat terlihat, namun
lama – kelamaan semua itu lenyap di awang – awang, ke ufuk barat penghabisan
petang.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar