Musik ternyata mampu mempengaruhi
perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar
bersosialisasi. Namun tidak semua jenis musik berpengaruh positif,
walaupun hanya sekadar menjadi pengantar tidur.Banyak pakar musik
maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif
dari beberapa jenis musik. Fakta terbaru menyimpulkan bahwa semua musik
berirama tenang dan mengalun lembut dipercaya dapat memberi efek yang
baik bagi bayi, dan anak-anak.
Pada
tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat
cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada
tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan intelektual dan emosional mereka. Musik yang dapat
dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia
adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur: Melody, Ritme, dan
Timbre (tone colour).
Dalam otak
manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik.
Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan
kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik
merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur
perkembangan otak bayi. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah,
banyak sekali manfaat yang akan dirasakan oleh anak. Tidak saja
meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga membangun kecerdasan
emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan
musik bagi anak-anak. Contohnya, meningkatkan perkembangan motoriknya,
meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan
sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
Mengingat
manfaat musik yang sungguh luas, dewasa ini mulai dikembangkan
penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan
bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah, dari
kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia,
bahkan penyakit mental.
Terapi musik
juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para
tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/”down
syndrome” (kategori “feeble minded”/ringan dengan IQ 50-77), gangguan
emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan
(cerebral palsy), “hydrocephaly”, dan “asperger”.
Beberapa
sekolah musik, telah memiliki program intervensi khusus yang didukung
oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta
dokter ahli gizi medik, dan anak-anak dengan kondisi “handicapped”
sehingga mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu
berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.
Hasil
penelitian Prof. Gordon Shaw dari Universitas California, Los Angeles,
membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok: Belajar Musik, Belajar
Komputer, dan Belajar Keterampilan. Ternyata kelompok pertama
menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari
kelompok kedua maupun ketiga.
Sedangkan
Usia yang cocok bagi anak berlatih musik, yaitu usia 3 atau 4 sampai 6
tahun. Usia tersebut adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar
musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan
pendengaran.
Selain itu, pada usia 8-9
tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan akan mengalami penebalan
pada penghubung otak kanan dan kiri. Untuk itu apabila diberikan
pendidikan musik sebelum anak berusia 8 tahun, maka dapat meningkatkan
kecerdasan. Hal ini banyak dibuktikan di negara-negara maju, sehingga
musik dipakai sebagai kurikulum pelajaran wajib.
Unsur-unsur
musik yang dapat berpengaruh dalam mencerdasan anak antara lain, musik
yang mengandung nada pendek dan panjang nilai ketukan (tanda birama),
potensi tinggi rendah nada, dinamika, transpla suara (mengukur
ketinggian nada dari satu nada ke nada yang lain). Dengan unsur-unsur
tersebut anak belajar matematika dan mengekpresikan nada tinggi dan
rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi.
Dengan
demikian, anak yang belajar menyanyi akan menggunakan fantasi otaknya
berbeda dengan anak-anak yang belajar bernyanyi. Karena belajar
bernyanyi merupakan bagian dari kecerdasan musik dan emosi yang
dirangsang sejak usia dini. Selain itu, melalui syair dari lagu-lagu
yang sederhana, dapat merangsang untuk mencari kalimat-kalimat yang
lain. Seperti lagu yang sederhana yakni balonku ada lima, naik-naik ke
puncak gunung, dapat diterapkan lebih meningkat ke lagu-lagu atau
bentuk-bentuk yang lebih sulit,.seperti I have a dream, dan You reise me
up.
Manfaat belajar musik yang akan
dirasakan oleh antara lain manfaat bersosialisasi, melatih empati dan
menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan
gerakan–gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak, serta melatih
gaya belajar anak yang disesuaikan dengan usia anak. Sedangkan alat
musik yang direkomendasikan antara lain, organ dan piano. Dentingan
kedua alat musik ini bisa merangsang otak anak untuk lebih berkreasi.
Tidak hanya dua alat musik itu saja, biola dan alat gesek tradisional,
seperti kecapi juga kian banyak diminati, karena manfaat yang di dapat.
Disarankan,
bagi anak yang telah mahir bermain musik, agar berani untuk mengadakan
acara konser. Acara tersebut tidak hanya sebagai ajang evaluasi, namun
juga akan merangsang perkembangan otak anak untuk sesuatu bunyi yang
baru, contohnya yang biasanya memainkan lagu Indonesia Pusaka, akan
mencari lagu yang sulit lagi seperti Let It Be Me dan Mother How are you to day. Dengan demikian, anak akan lebih berkreasi dalam memainkan musik secara klasik dan banyak menggunakan improvisasi.a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar